Menu Sahur Terbaik untuk Anak yang Baru Berlatih Puasa

Menu Sahur yang Tepat Untuk Anak (kemdikbud.go.id)

Njajan.com - Ketika sahur, setiap orang yang berpuasa mesti memperoleh menu dengan gizi lengkap agar kuat menahan lapar, tak terkecuali anak-anak. Meski sahur dilakukan bukan pada jam makan biasanya, sebaiknya tidak menyediakan menu seadanya saja. Di samping karbohidrat, lengkapi asupan protein, vitamin, serta mineral dari sayur dan lauk. Lalu bagaimana dengan menu sahur untuk anak-anak? Simak penjelasannya berikut.

Baca juga: Resep dan Cara Membuat Kue Nastar yang Enak dan Lembut

Mengenalkan Puasa Kepada Anak

Puasa harus diperkenalkan kepada anak secara bertahap sejak dini. Untuk anak usia 5 hingga 6 tahun, mulailah dengan puasa setengah hari. Sementara untuk anak yang baru berusia sekitar 4 tahun, belum perlu ikut berpuasa. Namun, harus dilibatkan dalam kegiatan Ramadan, seperti salat tarawih, tadarus, serta sahur dan berbuka puasa bersama keluarga.

Sejak sebelum Ramadan, mulailah menjelaskan puasa dan berbagai ritual keagamaan selama Ramadan kepada anak. Sebelum mengajak mereka berpuasa, pastikan dalam kondisi fisik yang sehat. Tak hanya itu, buatlah suasana sahur yang menyenangkan dengan menu kesukaan mereka, tentunya juga dengan mengutamakan makanan bernutrisi.

Efek Puasa bagi Pencernaan Anak-anak

Pada orang yang sehat, puasa selama 12 sampai 13 jam tidak akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi bisa mempertahankan kadar gula darah selama 4 jam. Selanjutnya tubuh memecah cadangan yang ada dalam hati.

Dalam masa 16 jam sejak makan yang terakhir, tubuh akan memecah lemak dan protein untuk menjaga metabolisme tubuh. Dengan demikian, jika berpuasa selama 10 hingga 12 jam, tubuh yang sehat masih dapat bertahan.

Menu Sahur Terbaik untuk Anak

Selain menyediakan menu sahur yang lengkap, tambahkan juga segelas susu untuk anak yang baru belajar berpuasa. Susu memiliki kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang dapat membuat anak lebih kuat berpuasa.

Susu bukan makanan pengganti, melainkan tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seharian. Berikan susu setelah menyantap makanan berat. Jika tidak, Anda dapat memberikan susu untuk si kecil setelah makan malam atau selepas salat tarawih.

Apabila nutrisi dalam makanan yang diberikan sudah mencukupi, Anda tidak perlu menambahkan suplemen ke dalam menu sahur atau berbuka. Jangan lupa, perhatikan juga kebutuhan cairan anak. Dalam sehari mereka memerlukan sekitar 1.500ml hingga 2.000ml cairan dari air putih, buah, sayur, dan susu. Ingatkan anak-anak untuk minum air putih setelah makan, sebelum tidur, dan setelah sahur agar mereka tidak mengalami dehidrasi ketika puasa.

Perhatikan Juga Menu Berbuka

Ketika sahur dan berbuka, makanan yang mengandung nutrisi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral sangat penting. Saat berbuka, anak-anak memerlukan makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi untuk meningkatkan kadar gula dengan cepat. Misalnya makanan manis sesuai sunah seperti kurma, manisan buah-buahan, kue yang manis, kentang, roti, dan nasi.

Sementara itu, makanan yang mengandung indeks glikemik rendah dapat dikonsumsi ketika sahur, karena dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama. Contohnya ubi, kacang hijau, pisang, apel, jeruk, roti gandum, dan oatmeal.

Kombinasi makanan yang mengandung serat, protein, dan lemak mampu mempertahankan rasa kenyang selama berpuasa. 

Baca juga: 10 Trik Menyajikan dan Menyimpan Kue Kering Lebaran Agar Tahan Lama

Tidak cukup dengan makanan yang bergizi saja, Anda pun harus menyiasati agar anak mau bangun sahur tanpa paksaan. Sediakan menu sahur bervariasi setiap hari dan berikan motivasi agar mereka semakin bersemangat. Jika artikel Njajan.com ini bermanfaat, silakan klik like dan share. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama